bukan timbangan tengkulak denergi listrik menjadi suatu hal yang mutlak dibutuhkan ewasa ini, kita ketahui bersama bahwa kebutuhan akan oleh hampir seluruh penduduk di indonesia. mulai dari rumah tangga, sosial, pemerintahan, bisnis, hingga industri menjadi konsumen semua mutlak membeli produk yang pln jual, dalam hal ini adalah energi listrik. bagimanapun caranya, berapapun permintaannya, pln dituntut untuk dapat melayani dan menyediakan energi listrik sesuai permintaan. sebuah tantangan baru saat manajemen mendeklarasikan stratgi x4sr atau exelent for sales and revenue, dimana kita dituntut untuk terus berupaya meningkatkan penjualan dan pendapatan bagi pln. melihat akan tantangan baru tersbut, tentunya kita harus mulai melakukan improvement di segala hal sehingga penjualan kita terus meningkat sehingga pendapatan yang kita peroleh juga menigkat pula. untuk memastikan pendapatan yang kita peroleh sama dengan apa yang kita jual, maka secara tidak langsung produk yang kita jual harus terukur dengan pas, tidak kurang dan tidak lebih, sehingga energi yang kita jual ke konsumen semuanya dirubah menjadi pundi pundi bagi pln. oleh karena itu, alat ukur kita harus dipastikan dalam kondisi yang benar. benar disini dalam artian dia dapat bekerja normal, teliti, dan tanpa error pengukuran. karena kita menyadari perusahaan kita tidak bisa disamakan dengan tengkulak yang dalam pelaksanaannya menggunakan timbangan yang diragukan hasil pengukurannya. inilah yang dijadikan latar belakang bagi bidang transaksi energi untuk mengawal proses penjualan energi listrik agar apa yang pln jual terukur dengan “pas” sehingga pln tidak merugi. untuk mencapai hal tersebut, beberapa tahap dilakukan agar upaya menuju zero error dan memastikan apa yang dijual sudah terukur dengan benar dapat tercipta. karena fokus penjualan disini adalah pada konsumen dengan layanan tariff dan saya besar, maka pada tahap awal, dilakukan pendataan semua pelanggan area dengan suplai tegangan dari jaringan distribusi primer. pelanggan didata untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan terkait instrument ukur pada kubikel yakni current transformer (ct). dalam pemeriksaan, dilakukan pembandingan anatara hasil cek visual pada nameplate dengan hasil tera dengan menggunakan alat ukur omicron. apabila ditemukan anomaly, maka selanjutnya dijadwalkan untuk dilakukan penyesuaian dengan standard. baik standart peruntukan ct berdasarkan daya terpasang, maupun penyesuaian kelas ketelitian (accuracy class) ct dari 0.5 ke 0.2s. 14 akses marunda edisi ix oktober 2017 kelas ketelitian (accuracy class) adalah arus yang dibatasi oleh kesalahan arus dan kesalahan fase, dimana kelas ketelitian tersebut disesuaikan dengan pemakaian alat ukur itu sendiri. sebagai tambahan informasi, untuk kelas 0,2s itu sendiri dipergunakan untuk aplikasi khusus untuk kwh meter yang mana pengukuran yang tepat pada arus antara 50ma hingga 6a. dalam iec 60044-1 disajikan sebuah standar kesalahan pengukuran ct. dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada beban kecil, kelas error ct adalah relative kecil. sehingga, untuk pelnggan pelanggan yang pemakaian bebannya kecil, kita tidak harus ketakutan jika pengukuran kita mengalami error yang besar bila dibandingkan dengan ct dengan kelas ketelitian 0.5. sa